Sabtu, 16 Maret 2019

Local FOOD


1. 1     Sup Konro





Sup Konro adalah masakan sup iga sapi khas Indonesia yang berasal dari tradisi Bugis dan Makassar.Sup ini biasanya dibuat dengan bahan iga sapi atau daging sapi. Masakan berkuah warna coklat kehitaman ini biasa dimakan dengan burasa dan ketupatyang dipotong-potong terlebih dahulu. Warna gelap ini berasal dari buah kluwek yang memang berwarna hitam. Bumbunya relatif "kuat" akibat digunakannya ketumbar. Rasa pedas dan berbumbu ini dibuat dari campuran rempah-rempah, seperti ketumbar, keluwak, pala, kunyit, kencur, kayu manis, asam, daun lemon, cengkih, dan daun salam.

Sup Konro merupakan hidangan wajib warga  saat ada hajatan, baik pernikahan, dan khitanan, atau pesta adat. Dimana ada ritual, warga memotong kerbau yang kemudian mengambil bagian tulangnya lalu dimasak dengan bumbu yang sederhana atau biasa disebut dengan pallu konro atau pallu buku (buku = tulang). Proses pembuatan kuah pallu konro yang khas terletak pada kacang merah (campe’) yang dimasak hingga lunak lalu dihaluskan kemudian dicampurkan ke dalam kuah. Bahan inilah yang membuat kuah pallu konro menjadi agak kental dan khas. Selain campe’, penambahan ketumbar memperkuat rasa dan keluak yang bertujuan memberikan warna pada kuah pallu konro yang diadopsi dari bumbu masakan pallu kaloa’. Bedanya, pada pallu kaloa’ tidak menggunakan kayu manis, cengkeh, dan adas. Proses memasak konro dilakukan dengan cermat. Pertama air di didihkan, lalu tulang konro dimasukkan hingga mendidih kembali kemudian air ini dibuang seluruhnya. Sementara itu, di panci yang lain telah dididihkan pula air dan inilah yang akan digunakan untuk seterusnya memasak tulang konro bersama dengan bumbu-bumbunya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan tulang dari sisa-sisa kotoran pada saat pemotongan, menghilangkan lemak, dan menghilangkan bau amis.

Daging sapi popular di Makassar awal tahun 90-an. Dulunya, masyarakat Makassar lebih mengenal daging kerbau dalam membuat makanan berkuah yang berbahan dasar daging seperti coto dan pallubasa. Namun, dengan populasi kerbau yang sulit, menyebabkan harganya lebih mahal, sehingga pedagang beralih ke daging sapi yang populasinya lebih banyak, karena mudah didapatkan dengan harga yang murah.

Bahan-bahan :

-          1 kg Iga Sapi
-          1,5 liter Air
-          2 siung Bawang merah, iris 
-          1 batang Serai, memarkan 
-          2 cm Jahe, memarkan 
-          3 lembar Daun salam 
-          3 lembar Daun jeruk 
-          ½ sdt Kayu manis 
-          1 buah Kapulaga 
-          4 buah Cengkeh 
-          1 sdm Gula merah 
-          1 sdt Kaldu bubuk sapi
-          Garam secukupnya

Bumbu Halus :

-          6 butir Bawang merah
-          3 siung Bawang putih
-          3 buah Kluwak, rendam air panas
-          3 butir Kemiri
-          1 sdt Ketumbar
-          1/2 sdt Jintan 
-          1/2 sdt Pala bubuk 
-          2 cm Kunyit 
-          3 cm Jahe 
-          1 sdt Lada utuh

Pelengkap :

-          Bawang goreng secukupnya
-          Irisan daun bawang secukupnya

Cara Membuat :

1.      Dalam panci, rebus iga sapi bersama air. Buang kotoran dan minyak yang mengapung.
2.      Matikan api setelah daging empuk. Pisahkan iga sapi dengan air rebusannya (kaldu) lalu sisihkan.
3.      Tumis bumbu halus bersama bahan-bahan lainnya hingga wangi dan tidak langu.
4.      Tuang air rebusan (kaldu) iga dalam tumisan bumbu. Aduk rata.
5.      Masukkan iga sapi, gula merah, kaldu bubuk, dan garam. Masak sampai bumbu meresap dan kuah agak mengental. Koreksi rasanya lalu angkat.
6.      Sajikan dengan taburan bawang goreng dan irisan daun bawang.

2.    

2
2   2 Cucuru Bayao






Cucuru bayao ialah salah satu kue dari Bugis-Makassar, lebih tepatnya adalah khas Pangkep. Kue ini mempunyai rasa yang amat manis dan selalu disajikan dalam pesta pernikahan. Dalam sebuah bosara, baki berkaki tinggi berisikan kue, cucuru bayao disajikan bersama barongko, taloba, biji nangka, kue pelita, dan sikaporo.

Dalam bahasa Makassar, ‘cucuru’ berarti kue, sedangkan ‘bayao’artinya telur. Memang kue ini berbahan dasar telur, gula pasir dan kenari. Bentuknya bulat pipih dan berwarna kuning tua. Teksturnya lembut dengan rasa manis juga gurih khas aroma telur. Cita rasa manis yang kental pada kue-kue yang disajikan di pesta pernikahan Bugis-Makassar merupakan symbol harapan akan manisnya kehidupan yang akan diarungi oleh kedua mempelai. Mitos lain, anak gadis yang mencicipi kue tradisional ini di upacara pernikahan dipercaya jodohnya akan segera tiba.

Karena menggunakan banyak sekali telur, kue ini menjadi berwarna keemasan. Warna tersebut melambangkan kemuliaan, kemegahan, sera keagungan yang bermakna baik. Tak hanya sarat makna, penyajian cucuru bayao juga unik. Setelah matang, kue yang tampilannya mirip talam ini harus direndam dulu dengan air gula hingga terserap habis. Barulah kue siap dinikmati.

Bahan-bahan :

-          5 butir Telur bebek 
-          100 gr Kacang kenari, haluskan 
-          Cetakan talam secukupnya

Air Gula :

-          100 gr Gula pasir 
-          200 gr Air 

Cara Membuat :

1.      Panaskan panci kukusan/dandang dan jangan lupa untuk bungkus tutupnya dengan kain lap bersih. Siapkan cetakan dan olesi permukaannya tipis-tipis dengan minyak. Sisihkan.
2.      Dalam wadah, pecahkan telur dan mikser hingga mengembang.
3.      Masukkan kacang kenari yang sudah dihaluskan. Aduk hingga tercampur rata.
4.      Tuang adonan ke dalam cetakan tapi jangan terlalu penuh. Kira-kira ¾ penuh dari tinggi cetakan.
5.      Kukus kue selama 15-20 menit hingga matang. Matikan api dan buka tutup panci. Biarkan kue dingin.
6.      Air Gula : Dalam panci, campurkan gula dan air. Aduk rata lalu masak hingga mendidih dan berwarna kekuningan. Matikan api.
7.      Keluarkan kue dari cetakan lalu masukkan/rendam dalam air gula. Biarkan hingga air gula meresap. Siap disajikan.








                        

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Other

1. Dojang Nakeng        Dojang Nakeng yaitu makanan laut yang berasal dari flores di kota ruteng 140 km ke daratan, makanan i...