Sabtu, 16 Maret 2019

Local FOOD

1.      Barongko

Barongko merupakan makanan khas Bugis-Makassar yang terbuat dari pisang yang dihaluskan, telursantangula pasir, dan garam. Kemudian dibungkus daun pisang lalu dikukus. Jika sudah matang, dimasukkan ke dalam kulkas atau bisa juga langsung disantap hangat.
Dahulu, Barongko disajikan sebagai hidangan penutup bagi raja-raja Bugis-Makassar. Selain itu, kue ini biasa dihidangkan juga dalam pesta adat, pernikahan, khitanan, mappanre temme’, aqiqah dan sebagainya. Meskipun terlihat sederhana dan mudah cara membuatnya, namun kue barongko ini mempunyai nilai filosofis yang sangat tinggi. Bahan utamanya terbuat dari pisang, bungkusannya pun terbuat dari daun pisang. Ini memliliki makna bahwa haruslah sama apa yang terlihat di luar dengan apa yang tersimpan di dalam diri kita. Makna lainnya adalah apa yang terpikirkan dan yang dirasakan haruslah selaras dengan tindakan yang akan dilakukan. 
      Bahan :
-          600 gr Pisang kepok matang
-          1,5 liter Santan, dari 2 buah kelapa
-          8 butir Telur 
-          ½ kaleng Susu kental manis
-          200 gr Gula pasir 
-          ¼ sdt Garam 
-          15 lembar Daun pisang, potong ukuran 30x15 cm 
      Cara Membuat :


1.      Kupas pisang lalu buang bagian tengah atau biji-biji hitamnya agar hasil akhir dari barongkotidak berbintik hitam.
2.      Blender pisang bersama santan, telur, dan gula pasir secara bertahap hingga halus. Pindahkanadonan ke dalam wadah.
3.      Ambil 2 lembar daun pisang lalu susun/tumpuk jadi satu. Tuangkan ½ cangkir adonan pisangke dalam daun pisang, lalu bungkus perlahan jadi bentuk tum. Sematkan dengan tusuk gigiatau lidi. Ulangi langkah ini hingga semua adonan habis terbungkus.

4.      Panaskan panci kukus/dandang hingga muncul uap. Kukus barongko selama 25 menit hinggamatang dan daun terlihat layu berubah warna. Angkat. Dan barongko siap disajikan.
2.      Coto Makassar

Coto makassar atau coto mangkasara adalah makanan tradisional MakassarSulawesi Selatan. Makanan ini terbuat dari jeroan (isi perut) sapi yang direbus dalam waktu yang lama. Rebusan jeroan bercampur daging sapi ini kemudian diiris-iris lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus. Coto dihidangkan dalam mangkuk dan dinikmati dengan ketupat dan "burasa" atau yang biasa dikenal sebagai buras, yakni sejenis ketupat yang dibungkus daun pisang.
Coto makassar diperkirakan telah ada semenjak masa Kerajaan Gowa di abad ke-16. Dahulu hidangan coto bagian daging sapi sirloindan tenderloin hanya disajikan untuk disantap oleh keluarga kerajaan. Sementara bagian jeroan disajikan untuk masyarakat kelas bawah atau abdi dalem pengikut kerajaan. Saat ini coto makassar sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, mulai di warung pinggir jalan hingga restoran.
      Bahan :
-          1 kg Daging sapi
-          5 batang Serai, memarkan
-          2 liter Air cucian beras putih
-          5 lembar Daun salam
-          3 sdm Minyak goreng
-          5 cm Jahe, memarkan
-          1 ruas Lengkuas, memarkan
      Bumbu Halus :
-          250 gr Kacang tanah, sangrai
-          10 siung Bawang putih
-          8 butir Kemiri, sangrai
-          1 sdm Ketumbar, sangrai
-          1 sdt Jinten, sangrai
-          1 sdt Merica butiran
-          1 sdt Garam
      Bahan Pelengkap :
-          Bawang merah goreng
-          Seledri yang sudah diiris
-          Daun bawang yang sudah diiris
      Cara Membuat :
1.      Rebus daging sapi menggunakan air cucian beras bersama dengan langkuas, jahe, daun salamdan serai yang sudah dimemarkan. Rebus hingga daging menjadi empuk. Setelah itu, potong-potong daging membentuk dadu. Tiriskan. Jangan buang air rebusan atau kaldu tadi.
2.      Siapkan wajan dan panasakan minyak goreng. Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan dantumis hingga matang dan harum.
3.      Panaskan kembali air kaldu. Lalu masukkan bumbu yang sudah ditumis, aduk rata. Kemudian masukkan potongan daging sapi ke dalam kuah. Masak sebentar dan matikan kompor. Sajikan dengan taburan bawang goreng, seledri dan baung bawang. 







Sumber :

Local FOOD


1. 1     Sup Konro





Sup Konro adalah masakan sup iga sapi khas Indonesia yang berasal dari tradisi Bugis dan Makassar.Sup ini biasanya dibuat dengan bahan iga sapi atau daging sapi. Masakan berkuah warna coklat kehitaman ini biasa dimakan dengan burasa dan ketupatyang dipotong-potong terlebih dahulu. Warna gelap ini berasal dari buah kluwek yang memang berwarna hitam. Bumbunya relatif "kuat" akibat digunakannya ketumbar. Rasa pedas dan berbumbu ini dibuat dari campuran rempah-rempah, seperti ketumbar, keluwak, pala, kunyit, kencur, kayu manis, asam, daun lemon, cengkih, dan daun salam.

Sup Konro merupakan hidangan wajib warga  saat ada hajatan, baik pernikahan, dan khitanan, atau pesta adat. Dimana ada ritual, warga memotong kerbau yang kemudian mengambil bagian tulangnya lalu dimasak dengan bumbu yang sederhana atau biasa disebut dengan pallu konro atau pallu buku (buku = tulang). Proses pembuatan kuah pallu konro yang khas terletak pada kacang merah (campe’) yang dimasak hingga lunak lalu dihaluskan kemudian dicampurkan ke dalam kuah. Bahan inilah yang membuat kuah pallu konro menjadi agak kental dan khas. Selain campe’, penambahan ketumbar memperkuat rasa dan keluak yang bertujuan memberikan warna pada kuah pallu konro yang diadopsi dari bumbu masakan pallu kaloa’. Bedanya, pada pallu kaloa’ tidak menggunakan kayu manis, cengkeh, dan adas. Proses memasak konro dilakukan dengan cermat. Pertama air di didihkan, lalu tulang konro dimasukkan hingga mendidih kembali kemudian air ini dibuang seluruhnya. Sementara itu, di panci yang lain telah dididihkan pula air dan inilah yang akan digunakan untuk seterusnya memasak tulang konro bersama dengan bumbu-bumbunya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan tulang dari sisa-sisa kotoran pada saat pemotongan, menghilangkan lemak, dan menghilangkan bau amis.

Daging sapi popular di Makassar awal tahun 90-an. Dulunya, masyarakat Makassar lebih mengenal daging kerbau dalam membuat makanan berkuah yang berbahan dasar daging seperti coto dan pallubasa. Namun, dengan populasi kerbau yang sulit, menyebabkan harganya lebih mahal, sehingga pedagang beralih ke daging sapi yang populasinya lebih banyak, karena mudah didapatkan dengan harga yang murah.

Bahan-bahan :

-          1 kg Iga Sapi
-          1,5 liter Air
-          2 siung Bawang merah, iris 
-          1 batang Serai, memarkan 
-          2 cm Jahe, memarkan 
-          3 lembar Daun salam 
-          3 lembar Daun jeruk 
-          ½ sdt Kayu manis 
-          1 buah Kapulaga 
-          4 buah Cengkeh 
-          1 sdm Gula merah 
-          1 sdt Kaldu bubuk sapi
-          Garam secukupnya

Bumbu Halus :

-          6 butir Bawang merah
-          3 siung Bawang putih
-          3 buah Kluwak, rendam air panas
-          3 butir Kemiri
-          1 sdt Ketumbar
-          1/2 sdt Jintan 
-          1/2 sdt Pala bubuk 
-          2 cm Kunyit 
-          3 cm Jahe 
-          1 sdt Lada utuh

Pelengkap :

-          Bawang goreng secukupnya
-          Irisan daun bawang secukupnya

Cara Membuat :

1.      Dalam panci, rebus iga sapi bersama air. Buang kotoran dan minyak yang mengapung.
2.      Matikan api setelah daging empuk. Pisahkan iga sapi dengan air rebusannya (kaldu) lalu sisihkan.
3.      Tumis bumbu halus bersama bahan-bahan lainnya hingga wangi dan tidak langu.
4.      Tuang air rebusan (kaldu) iga dalam tumisan bumbu. Aduk rata.
5.      Masukkan iga sapi, gula merah, kaldu bubuk, dan garam. Masak sampai bumbu meresap dan kuah agak mengental. Koreksi rasanya lalu angkat.
6.      Sajikan dengan taburan bawang goreng dan irisan daun bawang.

2.    

2
2   2 Cucuru Bayao






Cucuru bayao ialah salah satu kue dari Bugis-Makassar, lebih tepatnya adalah khas Pangkep. Kue ini mempunyai rasa yang amat manis dan selalu disajikan dalam pesta pernikahan. Dalam sebuah bosara, baki berkaki tinggi berisikan kue, cucuru bayao disajikan bersama barongko, taloba, biji nangka, kue pelita, dan sikaporo.

Dalam bahasa Makassar, ‘cucuru’ berarti kue, sedangkan ‘bayao’artinya telur. Memang kue ini berbahan dasar telur, gula pasir dan kenari. Bentuknya bulat pipih dan berwarna kuning tua. Teksturnya lembut dengan rasa manis juga gurih khas aroma telur. Cita rasa manis yang kental pada kue-kue yang disajikan di pesta pernikahan Bugis-Makassar merupakan symbol harapan akan manisnya kehidupan yang akan diarungi oleh kedua mempelai. Mitos lain, anak gadis yang mencicipi kue tradisional ini di upacara pernikahan dipercaya jodohnya akan segera tiba.

Karena menggunakan banyak sekali telur, kue ini menjadi berwarna keemasan. Warna tersebut melambangkan kemuliaan, kemegahan, sera keagungan yang bermakna baik. Tak hanya sarat makna, penyajian cucuru bayao juga unik. Setelah matang, kue yang tampilannya mirip talam ini harus direndam dulu dengan air gula hingga terserap habis. Barulah kue siap dinikmati.

Bahan-bahan :

-          5 butir Telur bebek 
-          100 gr Kacang kenari, haluskan 
-          Cetakan talam secukupnya

Air Gula :

-          100 gr Gula pasir 
-          200 gr Air 

Cara Membuat :

1.      Panaskan panci kukusan/dandang dan jangan lupa untuk bungkus tutupnya dengan kain lap bersih. Siapkan cetakan dan olesi permukaannya tipis-tipis dengan minyak. Sisihkan.
2.      Dalam wadah, pecahkan telur dan mikser hingga mengembang.
3.      Masukkan kacang kenari yang sudah dihaluskan. Aduk hingga tercampur rata.
4.      Tuang adonan ke dalam cetakan tapi jangan terlalu penuh. Kira-kira ¾ penuh dari tinggi cetakan.
5.      Kukus kue selama 15-20 menit hingga matang. Matikan api dan buka tutup panci. Biarkan kue dingin.
6.      Air Gula : Dalam panci, campurkan gula dan air. Aduk rata lalu masak hingga mendidih dan berwarna kekuningan. Matikan api.
7.      Keluarkan kue dari cetakan lalu masukkan/rendam dalam air gula. Biarkan hingga air gula meresap. Siap disajikan.








                        

Sumber :


Other

1. Dojang Nakeng        Dojang Nakeng yaitu makanan laut yang berasal dari flores di kota ruteng 140 km ke daratan, makanan i...